Misi :
Berlian biru!
Hai, ini aku Ryuuki Mizumi Abbeya dan tentu saja aku selalu
bersamanya, Mindy Macready. Kali ini aku sedang berada di New York, dan aku
sedang merencanakan sesuatu dengan sepupuku dan sahabatku yang lain.
Perkenalkan sepupuku, Dave Gregory. Umurnya sudah 18 tahun,
dan dia ahli dalam bela diri. Dan ini dia sahabatku memang tidak sedekat Mindy,
namanya Thomas Ackerly umurnya sama denganku 14 tahun. Sekarang, kami sedang
merencanakan sebuah misi rahasia. Jangan khawatirkan kami, kami ini sudah
ahlinya. Bahkan pemerintah sering kali menyewa kami untuk melakukan misi
rahasia. Dan sekali lagi, pemerintah meminta kami untuk menjalankan misi ini.
MISI BERLIAN BIRU! Berlian yang biasa di juluki “Berlian Dewi Laut” akan kami curi dari para mafia – mafia yang
sudah professional itu, dan membawanya kembali ke museum di Washington DC.
“Ryuuki, kau bagian penyamaran dan pengecekan keamanan. Kau yang
nantinya akan berbicara dengan petugas- petugas di dalam gedung itu. Mindy, kau
bagian pemecah sandi, pengatur cctv dan semacamnya. Sementara aku dan Dave akan
mengambil permata itu dan ikut menyamar.” Jelas Thom dengan serius. “Tidak
adil, aku juga ingin ada di lapangan.” Gumam Mindy, “Ya, kau bisa ikut kami
nanti.” Balas Dave. “Rencana pertama kita, Ryuuki akan masuk ke dalam dengan
penyamaran sebagai penjaga baru di gedung itu. Lalu kau akan menanyakan jadwal
penjagaan di ruang lift rahasia. Setelah kau mendapatkannya, segeralah kembali.
Dave akan mengawasimu jika ada sesuatu yang tidak di inginkan. Setelah kita
mengetahui jam penjagaan, aku dan kau Ryuuki akan masuk ke ruang lift rahasia
dengan penyamaran yang sama. Kita akan melihat posisi berlian dan sensor serta
berapa cctv yang ada di sana. Setelah kami berdua kembali, aku akan memberi aba
– aba kepada Dave dan Dave akan membuat pengecoh untuk orang – orang di sana. Setelah
itu Mindy, saat ada asap yang keluar, matikan seluruh cctv dan sensor keamanan
di sekitar berlian. Lalu kita akan masuk bersama – sama ke ruangan berlian itu.”
Jelas Thom panjang lebar. Aku, Mindy dan Dave hanya mengangguk tanda mengerti. “Oh
ya satu lagi, Dave kau ambil motor milik penjaga, dan Ryuuki kau harus bisa
menaiki motor itu selama Dave mengemudikannya dengan pelan. Aku akan menaiki
motor lain dengan Mindy.”tambah Thom. “Tapi kenapa kita harus naik motor?”
tanya Mindy bingung, “Gedung utama dengan gedung tempat lift rahasia dan
ruangan berlian itu berbeda. Agar cepat, kita gunakan motor.” Jawabku sambil
menunjuk denah komplek mafia itu.
Esoknya, kami mulai beraksi. Mendatangi gedung itu dengan
menggunakan mobil milik pemerintah. Di dalam mobil itu berbagai alat mata –
mata sudah di siapkan. Bahkan kalian akan sangat terkagum – kagum saat melihat
ke dalam mobil. Luarnya memang biasa saja, tapi di dalamnya begitu mewah. Tidak
ada kursi di tengah – tengah mobil. Yang ada hanya meja baja ringan yang
mengkilap dan peralatan lainnya. Aku dan Mindy harus duduk dengan di alasi
sebuah bantal duduk yang nyaman. “Kita sampai!” seru Dave yang sejak tadi
mengendarai mobil. “Bagus, kau sudah siap dengan penyamaranmu, Ryuuki?” tanya
Thom, “Ya, sudah aku kenakan.” Jawabku lalu membuka pintu mobil dan segera
berjalan memasuki gedung utama.
"Good Morning! Aku penjaga baru disini, dan aku tidak tahu kapan aku harus bergilir menjaga tempat - tempat di komplek ini. jadi bisa kau tunjukan jadwalnya padaku?" tanyaku dengan lembut, "Baik, tapi kau harus mengingatnya. aku tidak akan memberikan kertas jadwalnya, karena itu tidak di bolehkan." jawab karyawan itu. Aku mulai membaca jadwal penjagaan bergilir dan mengingat bagian yang penting. "Terimakasih!" Seru ku sambil meninggalkan karyawan itu. Aku mulai berjalan menuju mobil dengan diam diam.. tapi sayangnya.. "Hai, kau penjaga baru ya? Wah jarang sekali ada penjaga perempuan yang cantik sepertimu. Tapi kelihatannya kau masih kecil sekali, berapa umurmu?" Seorang penjaga lain datang menghampiri ku dan mmulai mengajakku berbicara. "Mmm... ya umurku 23 tahun. Dan badanku memang agak kecil." Jawabku gugup, "tapi kau tetap manis, mau minum kopi bersamaku?" Tanyanya "ah, tidak aku tidak suka kopi lagi pula aku ada tugas." Aku mulai kesal dengan pria ini dan berusaha untuk menjauhkannya dariku. "Ayolah, hanya 10 menit saja." Ajak pria itu, tapi aku tetap tidak mau. Namun ia terus memaksaku. Denga sangat terpaksa aku harus membawanya ke tempat sepi dan menghentikan nya. "Bagaimana kalau kau temani aku dulu ke ruang loker, aku harus mengambil sesuatu." Minta ku, dia menurut dan menemaniku ke ruang loker. Sesampainya di sana aku segera menghajarnya dan meninggal kannya begitu saja.
"Maaf aku lama, ada penghalang tadi. Dan aku sedikit kesulitan memakai kaki peninggi ini." Kataku kepada yang lain, "jadi jadwalnya?" Tanya Dave tak sabar, lalu aku segera memberitahukan jadwal penjagaan di ruang lift rahasia. "Oke, sekarang aku dan Ryuuki akan masuk dan melihat keadaan." gumam Thom sambil memakai penyamarannya. Aku segera mengikuti Thom dari belakang, kami berdua berjalan menuju sebuah gedung yang berwarna hijau dengan tumbuhan merambat di beberapa sisi gedung. Memang tidak sampai 15 menit aku dan Thom berjalan menuju ke gedung itu, tapi jaraknya lumayan juga dari tempat mobil kami di parkir. "Maaf, ada keperluan apa kalian kemari?" tanya seorang penjaga dengan tubuh kekarnya. "Kami berdua di tugaskan untuk memeriksa ruang lift dan tempat berlian itu." jawabku sambil menunjukan sebuah kartu pengenal palsu yang di buat oleh Mindy. Setelah penjaga itu melihat kartu pengenal kami, dia mengizinkan kami berdua untuk masuk. Di dalam ruangan itu hanya ada dua buah lift yang ukurannya pas untuk satu orang. Thom yang akan naik ke atas dan memeriksa cctv. sementara aku akan menunggu di bawah.
Tak lama kemudian kami sudah keluar dari ruangan itu dan memberikan aba aba kepada Dave. Dave mengacungkan jempolnya dan berlari masuk ke gedung utama. dia mengocok sebuah tabung berukuran 25 cm lalu mematahkannya menjadi dua. Dia melemparkan kedua patahan itu ke sisi yang berbeda lalu berlari cepat keluar dari gedung utama. Sementara itu, asap mulai keluar dari dalam tabung itu memenuhi ruangan ruangan di dalam gedung utama. Alarm kebakaran di gedung itu mulai berbunyi, sensor pendeteksi asap merespon dengan cepat dan segera menyiramkan air dari pendeteksi kebakaran. Mindy yang melihat asap keluar dari dalam gedung, segera mematikan semua cctv yang ada di gedung utama dan di geudng tempat berlian itu berada. tak lupa ia mematikan sensor pengaman di sekitar berlian. Mindy segera berlari keluar dari mobil dan menaiki salah satu motor bersama Thom. Sementara itu, aku hanya menunggu Dave datang dengan motornya. "Ryuuki, ayo cepat naik!" seru Dave sambil memelankan laju motornya. "Tunggu, tunggu. Aku kesulitan naik." kataku sambil berlari berusaha menyamai laju motor. "Cepat, lompat!" seru Dave yang sudah tidak sabar, aku mematuhi apa yang dia katakan dan mencoba melompat naik ke motor itu. Tapi hasilnya... "Aduhh..!!!" seruku kesakitan, karena tidak berhasil naik. Dave yang melihat aku terjatuh, malah menambah kecepatan laju motor itu dan meninggalkanku begitu saja. Aku segera berlari, berusaha agar cepat sampai. "Hei, Ryuuki... Kami duluan ya." sahut Mindy yang menyusulku dengan motor yang dikendarai oleh Thom. Aku hanya memasang wajah kesal, memang diantara yang lain akulah yang paling tidak berguna. terkadang beberapa rencana hancur karena perbuatanku, tidak seperti Mindy yang pintar dalam segala hal dan dia juga cantik.
"Hahh.. hahh.. hahhh.. maaf aku terlambat." gumamku dengan nafas terengah engah, "Hahahaha.. kau biasa begitukan." kata Mindy sambil menepuk pundakku. "Sudah, cepat kita naik ke atas." timpal Dave sambil menaiki lift itu. Bukk... tiba - tiba saja lift itu berhenti dan kepala Dave membentur sesuatu. Dave segera menekan tombol turun dan kembali ke yang lain. "Ada apa?" tanya Thom, "Sesuatu menghalangi lift itu, sepertinya itu salah satu dari pengaman." jawab Dave sambil mengelus kepalanya. "Bagaimana bisa? aku sudah mematikan sensor pengaman dan yang lainnya. tidak ada yang terlewat." timpal Mindy dengan wajah tak percaya. "Shit! Itu pengaman yang muncul hanya saat terjadi bahaya. contohnya seperti kebakaran." jelas Thom, "Tapi hanya gedung utama yang aku berikan tabung asap." celoteh Dave, "Berarti gedung ini memiliki sensor pengaman untuk hal yang terjadi di sekitarnya." balas Mindy. Aku hanya memerhatikan teman - temanku ini, lalu aku mencoba masuk ke dalam lift diam diam. Aku memeriksa perangkat keamanan yang ada di lift itu dan.. Aku harus memasukan beberapa kode untuk melepas penghalang lift ini. Ya, untungnya saja aku membawa alat pendeteksi kode jadi segalanya bisa menjadi mudah. Cklik... sesuatu berbunyi dan aku tahu pasti bahwa penghalang lift itu sudah terlepas. "Hei, kalian mau naik? Penghalangnya sudah terlepas." tanyaku sambil melangkah keluar dari lift. "Demi apa?" tanya Dave tak percaya, aku hanya diam dan melirik ke arah lift. Dave dan Thom segera memasuki kedua lift. Setelah lift kembali turun, giliran Mindy yang menaiki lift itu. Aku hanya menunggu di bawah sambil memperhatikan sekitar.
Tak lama kemudian, mereka kembali dan segera pergi menuju mobil. sementara aku berjalan dengan santainya, "Kalau kau tidak cepat, kita akan ketahuan Ryuuki, Dan, aku mohon jangan hancurkan misi ini." Kata Dave sambil berlari kecil di depanku, aku hanya diam dan memperhatikan yang lain. Saat mereka sudah sampai di dekat mobil, aku baru saja sampai di gedung utama. Masih dengan laju jalanku yang santai dan tidak terburu - buru. Thom mulai kesal dengan sikapku, lalu ia memutuskan untuk pergi meninggalkanku."Ryuuki, kalau kau tidak cepat kami akan meninggalkanmu!" seru Thom, "Kalian bisa duluan, aku akan naik kendaraan lain." balasku sambil menunjukan sebuah kunci motor. Aku berlari kecil menuju semak - semak yang ada di sekitar situ lalu menyingkirkan daun - daun yang sengaja aku letakan untuk menutupi sebuah motor berwarna hijau muda. Dari sana, aku melihat Mindy keluar dari mobil dan berlari ke arahku. "Kau tidak bisa biarkan aku naik mobil itu jika kau pergi sendiri dengan motor ini." gumamnya, lalu ia mengambil sebuah motor berwarna merah yang dimiliki oleh salah satu penjaga. Bersama kami mengendarai motor masing - masing dan pergi menuju markas besar.
The End..
Arigato minasan
"Maaf aku lama, ada penghalang tadi. Dan aku sedikit kesulitan memakai kaki peninggi ini." Kataku kepada yang lain, "jadi jadwalnya?" Tanya Dave tak sabar, lalu aku segera memberitahukan jadwal penjagaan di ruang lift rahasia. "Oke, sekarang aku dan Ryuuki akan masuk dan melihat keadaan." gumam Thom sambil memakai penyamarannya. Aku segera mengikuti Thom dari belakang, kami berdua berjalan menuju sebuah gedung yang berwarna hijau dengan tumbuhan merambat di beberapa sisi gedung. Memang tidak sampai 15 menit aku dan Thom berjalan menuju ke gedung itu, tapi jaraknya lumayan juga dari tempat mobil kami di parkir. "Maaf, ada keperluan apa kalian kemari?" tanya seorang penjaga dengan tubuh kekarnya. "Kami berdua di tugaskan untuk memeriksa ruang lift dan tempat berlian itu." jawabku sambil menunjukan sebuah kartu pengenal palsu yang di buat oleh Mindy. Setelah penjaga itu melihat kartu pengenal kami, dia mengizinkan kami berdua untuk masuk. Di dalam ruangan itu hanya ada dua buah lift yang ukurannya pas untuk satu orang. Thom yang akan naik ke atas dan memeriksa cctv. sementara aku akan menunggu di bawah.
Tak lama kemudian kami sudah keluar dari ruangan itu dan memberikan aba aba kepada Dave. Dave mengacungkan jempolnya dan berlari masuk ke gedung utama. dia mengocok sebuah tabung berukuran 25 cm lalu mematahkannya menjadi dua. Dia melemparkan kedua patahan itu ke sisi yang berbeda lalu berlari cepat keluar dari gedung utama. Sementara itu, asap mulai keluar dari dalam tabung itu memenuhi ruangan ruangan di dalam gedung utama. Alarm kebakaran di gedung itu mulai berbunyi, sensor pendeteksi asap merespon dengan cepat dan segera menyiramkan air dari pendeteksi kebakaran. Mindy yang melihat asap keluar dari dalam gedung, segera mematikan semua cctv yang ada di gedung utama dan di geudng tempat berlian itu berada. tak lupa ia mematikan sensor pengaman di sekitar berlian. Mindy segera berlari keluar dari mobil dan menaiki salah satu motor bersama Thom. Sementara itu, aku hanya menunggu Dave datang dengan motornya. "Ryuuki, ayo cepat naik!" seru Dave sambil memelankan laju motornya. "Tunggu, tunggu. Aku kesulitan naik." kataku sambil berlari berusaha menyamai laju motor. "Cepat, lompat!" seru Dave yang sudah tidak sabar, aku mematuhi apa yang dia katakan dan mencoba melompat naik ke motor itu. Tapi hasilnya... "Aduhh..!!!" seruku kesakitan, karena tidak berhasil naik. Dave yang melihat aku terjatuh, malah menambah kecepatan laju motor itu dan meninggalkanku begitu saja. Aku segera berlari, berusaha agar cepat sampai. "Hei, Ryuuki... Kami duluan ya." sahut Mindy yang menyusulku dengan motor yang dikendarai oleh Thom. Aku hanya memasang wajah kesal, memang diantara yang lain akulah yang paling tidak berguna. terkadang beberapa rencana hancur karena perbuatanku, tidak seperti Mindy yang pintar dalam segala hal dan dia juga cantik.
"Hahh.. hahh.. hahhh.. maaf aku terlambat." gumamku dengan nafas terengah engah, "Hahahaha.. kau biasa begitukan." kata Mindy sambil menepuk pundakku. "Sudah, cepat kita naik ke atas." timpal Dave sambil menaiki lift itu. Bukk... tiba - tiba saja lift itu berhenti dan kepala Dave membentur sesuatu. Dave segera menekan tombol turun dan kembali ke yang lain. "Ada apa?" tanya Thom, "Sesuatu menghalangi lift itu, sepertinya itu salah satu dari pengaman." jawab Dave sambil mengelus kepalanya. "Bagaimana bisa? aku sudah mematikan sensor pengaman dan yang lainnya. tidak ada yang terlewat." timpal Mindy dengan wajah tak percaya. "Shit! Itu pengaman yang muncul hanya saat terjadi bahaya. contohnya seperti kebakaran." jelas Thom, "Tapi hanya gedung utama yang aku berikan tabung asap." celoteh Dave, "Berarti gedung ini memiliki sensor pengaman untuk hal yang terjadi di sekitarnya." balas Mindy. Aku hanya memerhatikan teman - temanku ini, lalu aku mencoba masuk ke dalam lift diam diam. Aku memeriksa perangkat keamanan yang ada di lift itu dan.. Aku harus memasukan beberapa kode untuk melepas penghalang lift ini. Ya, untungnya saja aku membawa alat pendeteksi kode jadi segalanya bisa menjadi mudah. Cklik... sesuatu berbunyi dan aku tahu pasti bahwa penghalang lift itu sudah terlepas. "Hei, kalian mau naik? Penghalangnya sudah terlepas." tanyaku sambil melangkah keluar dari lift. "Demi apa?" tanya Dave tak percaya, aku hanya diam dan melirik ke arah lift. Dave dan Thom segera memasuki kedua lift. Setelah lift kembali turun, giliran Mindy yang menaiki lift itu. Aku hanya menunggu di bawah sambil memperhatikan sekitar.
Tak lama kemudian, mereka kembali dan segera pergi menuju mobil. sementara aku berjalan dengan santainya, "Kalau kau tidak cepat, kita akan ketahuan Ryuuki, Dan, aku mohon jangan hancurkan misi ini." Kata Dave sambil berlari kecil di depanku, aku hanya diam dan memperhatikan yang lain. Saat mereka sudah sampai di dekat mobil, aku baru saja sampai di gedung utama. Masih dengan laju jalanku yang santai dan tidak terburu - buru. Thom mulai kesal dengan sikapku, lalu ia memutuskan untuk pergi meninggalkanku."Ryuuki, kalau kau tidak cepat kami akan meninggalkanmu!" seru Thom, "Kalian bisa duluan, aku akan naik kendaraan lain." balasku sambil menunjukan sebuah kunci motor. Aku berlari kecil menuju semak - semak yang ada di sekitar situ lalu menyingkirkan daun - daun yang sengaja aku letakan untuk menutupi sebuah motor berwarna hijau muda. Dari sana, aku melihat Mindy keluar dari mobil dan berlari ke arahku. "Kau tidak bisa biarkan aku naik mobil itu jika kau pergi sendiri dengan motor ini." gumamnya, lalu ia mengambil sebuah motor berwarna merah yang dimiliki oleh salah satu penjaga. Bersama kami mengendarai motor masing - masing dan pergi menuju markas besar.
The End..
Arigato minasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar