Petualangan TINTIN
Dengan keberhasilan serial ini,
komik tersebut dikumpulkan menjadi suatu album petualangan (23 secara keseluruhan dan ditambah satu album yang masih berupa sketsa,
Tintin dan Alph-Art), yang berhasil dan telah diadaptasi ke dalam bentuk
film dan
teater.
Komik ini adalah salah satu
komik Eropa yang sangat terkenal pada
abad ke-20. Sudah lebih dari 200 juta bukunya diterbitkan dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 50
bahasa.
[1]
Serial
komik ini sangat digemari karena gaya gambarnya yang bersih tetapi ekspresif (gaya Hergé yang disebut
ligne claire)
[2][3][4][5] dan didasarkan pada riset yang mendalam oleh pengarangnya,
[6][6][7][8] yang terbagi atas aliran: petualangan dengan elemen fantasi, misteri, politik dan sains fiksi. Kisah
Tintin juga selalu menampilkan humor slapstick yang mengomentari tentang
politik dan
budaya pada suatu
negara atau suatu masa.

Gambar cerita pertama Wartawan "Le Petit Vingtieme" Di Tanah Sovietyang menandai kelahiran Tintin pada tahun 1929.
Tintin adalah seorang wartawan, dan
Hergé hampir selalu mempergunakan karakter tersebut di dalam setiap cerita-cerita petualangan karyanya. Seringkali cerita tersebut terjadi pada masa-masa ketika ia masih bekerja sebagai seorang wartawan pula (yang paling mudah dikenali adalah
Bolshevik yang terjadi di
Rusia and
Perang Dunia Kedua) dan beberapa kali belum terjadi ketika cerita tersebut dituliskan (salah satunya adalah
Perjalanan ke Bulan.
Hergé juga menciptakan suatu dunia tersendiri untuk Tintin yang merupakan gambaran secara komik dari dunia aslinya yang diambil dari foto arsip miliknya.
[9]
Walaupun komik petualangan
Tintin bersifat "formulaic" - menampilkan suatu cerita misteri namun dapat diselesaikan dengan baik dan dapat diterima oleh akal logika -
Hergé juga membumbui komiknya dengan bumbu-bumbu humor khas dirinya
[9]. Racikan humornya tersebut dapat diprediksi sebelumnya, namun dilakukan dengan cara yang elegan sehingga membuat para pembaca larut dalam ceritanya. Rumusan bumbu seperti ini bisa juga ditemui dalam
komik strip
Peanuts dan
The Three Stooges[10].
Hergé juga sangat paham dengan beberapa gaya dalam komik strip, khususnya yang dikenal dengan nama "pacing", suatu teknik penulisan cerita yang bisa ditemui di salah satu serial ini yaitu
Permata Castafiore,
di mana dalam cerita tersebut terlihat seolah ada suatu peristiwa yang sangat besar namun sebenarnya tidak terjadi apa-apa
[8].
Pada awalnya,
Hergé banyak melakukan improvisasi dalam penulisan serial ini,
di mana hampir selalu Tintin dapat keluar dari masalah sesulit apa pun yang akan menimpanya. Sampai akhirnya dia,
Hergé, tergerak untuk melakukan riset yang mendalam terlebih dahulu sebelum memulai cerita dan merencanakan dengan baik alur ceritanya. Hal ini dia lakukan setelah menyelesaikan seri
Cerutu Sang Firaun[8].
Usia
Tintin juga tidak pernah secara akurat diungkapkan. Tokoh ini digambarkan sebagai seorang 'dewasa' di dalam penggambarannya di film DVD, dan juga dirujuk sebagai 'bocah' beberapa kali dalam acara-acara televisi. Dalam serial film kartun yang dibuat berdasarkan buku-buku komiknya, sebuah potongan episode
Rahasia Unicorn yang menunjukkan paspor Tintin memperlihatkan bahwa tahun kelahirannya adalah tahun
1929 (tahun pertama kemunculan buku komiknya). Dorongan untuk melakukan ini (riset yang mendalam dan merencanakan alur ceritanya), datang dari
Zhang Congren, seorang siswa dari China, yang ketika mendengar bahwa
Hergé akan mengirim Tintin ke China dalam petualangan berikutnya, memintanya untuk tidak menampilkan gambaran umum orang-orang Eropa, yang salah tentang China pada waktu itu.
Hergé dan Zhang, saling bahu membahu dalam menciptakan serial berikutnya
Lotus Biru,
di manapara kritikus memujinya sebagai masterpiece-nya yang pertama
[8].
Bentuk penulisan
komik berbeda yang ditampilkan oleh
Hergé juga banyak terilhami dunia di luar dirinya.
Perang Dunia kedua dan pendudukan
Belgia oleh
Hitler dengan bala tentaranya membuat pembredelan atas surat kabar
di mana serial
Tintin ini dimuat. Pekerjaannya terhenti pada cerita
Negeri Emas Hitam, dan albumnya yang berjudul
Tintin di Amerika dan
Pulau Hitam dibredel oleh rezim
Nazi, yang khawatir akan pengaruh
Amerika dan
Inggris pada kedua cerita tersebut,
di mana kedua negara tersebut adalah musuh besarnya. Namun di luar itu
Hergé masih dapat menerbitkan dua buah buku melanjutkan dua seri petualangan lainnya dalam surat kabar yang dikontrol secara ketat oleh rezim
Nazi.
Selama dan sesudah pendudukan
Belgia oleh
Nazi, pekerjaan
Hergé dituduh sebagai kaki tangan musuh, dikarenakan rezim
Nazi melakukan kontrol yang teramat ketat akan surat kabar yang boleh beredar di
Belgia (
Le Soir - pada masa itu), sehingga dia pernah beberapa kali ditanyai secara mendalam sesudah
perang dunia kedua selesai. Dia menyampaikan bahwa pada dasarnya dia hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya saja sebagai penulis cerita komik sebagaimana layaknya tukang batu ataupun tukang kayu. Pada kurun waktu ini, tidak sebagaimana umumnya hasil karya-karya sebelum dan sesudahnya, hasil-hasil karyanya memiliki sikap politis yang netral sehingga yang tercipta hanyalah karya-karya klasik seperti
Rahasia Unicorn dan
Harta Karun Rackham Merah. Namun karyanya yang berjudul
Bintang Misterius menggambarkan perasaannya akan ketidakpastian suasana ketika itu.
Dikarenakan kekurangan kertas yang tersedia di
Belgia setelah Perang Dunia kedua, memaksanya untuk juga menyesuaikan bentuk dari serial ini.
Hergé biasanya membiarkan jumlah halamannya sepanjang yang diperlukan oleh ceritanya, dan penerbitnya
Casterman memintanya membuat cerita ini dalam ukuran yang kecil dan tidak lebih dari 62 halaman. Dia juga mulai untuk memiliki pembantu dalam proses pembuatan cerita ini (sepuluh buku yang diterbitkannya dibuat oleh dia dan istrinya sendiri), dan dia juga membangun suatu studio untuk pembuatan cerita ini.

Hergé berfoto bersama dengan patung setengah badan
Tintin sekitar tahun
1975.
Penambahan warna dalam cerita-ceritanya membuatnya karya-karyanya lebih baik lagi. Penggunaan warna yang dilakukannya bahkan jauh lebih maju daripada komik-komik Amerika pada masa itu, dengan proses pembuatan yang terbaik
di mana memakai teknik yang disebut sebagai
four printing sides dan suatu pendekatan secara sinematografi atas tata cahaya yang ada.
Hergé dan studionya dapat mengisi hampir separuh atau lebih, dari halamannya dengan gambar, yang cukup akurat dan lebih menonjolkan alirnya, dan mempergunakan pewarnaan untuk menonjolkan beberapa hal penting
[8]. Sebagaimana yang dikatakannya "Aku menganggap ceritaku sebagaimana layaknya sebuah film. Tak ada narasi, tanpa penjelasan, namun lebih dititikberatkan pada gambar-gambar yang dapat bercerita lebih banyak daripada narasi apa pun.
[11]
Kehidupan pribadi
Hergé juga memengaruhi serial ini, salah satunya terlihat pada
Tintin di Tibet yang sangat terpengaruh oleh rasa putus asanya. Mimpi-mimpi buruknya
di mana dilaporkan
di mana semuanya digambarkan sebagai "serba putih"
[8] tergambar pada pandangan dari
Milo. Alurnya adalah ketika
Tintin sedang dalam pencarian
Chang Chong-Chen yang sebelumnya terlihat pada
Lotus Biru,
di manatidak ada penjahat dan sedikit tindakan amoral,
di mana dia juga menolak untuk menyebut
Yetti sebagai makhluk yang teramat mengerikan
[8].
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa serial petualangan
Tintin akan dapat hidup abadi.
Hergé menghadap kepada Sang Khalik pada tanggal
3 Maret 1983, meninggalkan warisan komik yang sangat berharga sebanyak 24 seri
di mana salah satunya
Alpha-Art masih belum sempat terselesaikan. Dalam cerita tersebut
Tintin terlibat dalam dunia "
modern art" dan cerita berakhir ketika
Tintin hampir terbunuh, dimasukkan dalam suatu peti dan ditampilkan sebagai salah satu karya seni.
[12]

Tintin dan Milo
(Tintin etMilou) adalah pelanglang buana dan teman yang tak bisa dipisahkan dalam serial
Petualangan Tintin
Tintin adalah
wartawan Belgia muda yang terlibat dalam kasus berbahaya. Dalam serial ini,
Tintin hampir selalu terlibat dalam berbagai kasus kriminal berbahaya internasional
di mana kecepatan berpikir, keberanian, dan kemujuran di detik-detik terakhirnya berhasil menyelamatkan dirinya dan dunia. Hampir di setiap petualangan dia melibatkan dirinya dalam sebuah penyelidikan atau investigasi, tapi sangat jarang ia menjadikan hasil penyelidikannya menjadi berita seperti layaknya wartawan lainnya.
Milo adalah seekor anjing jenis Fox Terrier, yang merupakan teman baiknya. Mereka saling menyelamatkan dari situasi yang berbahaya. Pada edisi terbitan lama di Indonesia, Milo dinamakan
Snowy.
[16] Milo kadang-kadang "berbicara" kepada pembaca mengenai apa yang dia pikirkan (sering menampilkan humor), yang seharusnya tidak dapat terdengar oleh karakter dalam cerita
Tintin kecuali pada
Tintin di Amerika.
Seperti juga
Kapten Haddock,
Milo adalah penggemar berat minuman keras whisky, bermerek
Loch Lomond, dan karena kesukaannya akan minuman tersebut menjadikannya mabuk berat dan membawanya ke dalam banyak kesulitan. Ia juga sering terbawa ke dalam kesulitan, karena
arachnophobia. Namanya dalam bahasa Perancis, "Milou" tidak ada hubungannya sama sekali dengan salju ataupun warna putih. Namanya berasal dari nama julukan (nickname) dari pacar
Hergé pada masa mudanya yang bernama Marie-Louise Van Cutsem.
[17]
Penjelasan lainnya tentang asal usul dari kedua karakter tersebut juga masuk akal,
di mana dalam 3 petualangan pertamanya, mereka mengunjungi tempat-tempat yang dikunjungi oleh seorang fotographer yang juga sekaligus seorang wartawan bernama Robert Sexé, yang dituliskan dalam koran Belgia pada pertengahan abad ke 20 sampai dengan akhir tahun
1920-an. Pada waktu itu Sexé melakukan beberapa perjalanan keliling dunia mempergunakan sepeda motor bersama dengan juara Grand-Prix dan pemegang rekor dunia dalam dunia sepeda motor, René Milhoux, dan perjalanan mereka dipublikasikan dengan baik pada masa itu. Sexé juga diyakini memiliki karakter yang hampir mirip dengan Tintin sendiri, dan
Yayasan Hergé di
Belgia, mengakui bahwa
Hergé sangat mungkin dipengaruhi oleh exploitasi dari Sexé
[18]. Pada tahun
1996, sebuah biografi tentang Robert Sexé yang ditulis oleh Janpol Schulz diterbitkan dengan judul "Sexé au pays des Soviets" (Sexé di tanah Sovyet atau Rusia sekarang) yang memiliki kemiripan dengan judul serial Tintin yang pertama.
[19]

Sebagian tokoh-tokoh baik dari serial komik Petualangan Tintin
Ada beberapa pemain pendukung yang dibuat oleh
Hergé dalam mendampingi tokoh utama kita,
Tintin, yang digali dengan lebih mendalam olehnya dibandingkan pemain utamanya,
di mana mereka memiliki kekhasan dan kekuatan personal yang lebih mendetail dan dapat dibandingkan dengan karakter-karakter yang ada di
Charles Dickens[20].
Hergé mempergunakan mereka untuk menciptakan suatu dunia nyata untuk serial ini,
di mana mereka menjadi pelengkap atas pemain utamanya,
Tintin. Agar karakter itu dapat menjadi nyata dan berkelanjutan, maka setiap pemain tersebut dimunculkan beberapa kali dalam serial ini. Untuk menghindari perbenturan dengan kondisi politik yang ada saat itu, maka karakter-karakter tersebut tidak jauh dengan pekerjaan-pekerjaan yang dimilik oleh warga
Belgia. Adapun pemain-pemain pendukung tersebut adalah
[21]:
Kapten Archibald Haddock atau yang lebih dikenal sebagai
Kapten Haddock dalam serial Tintin berbahasa Indonesia, adalah seorang pelaut kawakan yang memiliki garis keturunan tidak begitu jelas (Ia bisa memiliki darah orang Inggris, Perancis ataupun Belgia), adalah teman baik dari Tintin, dan karakter ini baru diperkenalkan dalam episode
Kepiting Bercapit Emas. Pada awalnya ia memiliki jiwa yang sangat lemah dan memiliki ketergantungan yang teramat tinggi akan minuman keras beralkohol, namun lambat laun dia menjadi pribadi yang cukup disegani. Perubahan yang terjadi pada dirinya menjadi seorang yang berjiwa pahlawan dan setia kawan, dipicu oleh penemuannya atas harta karun dari leluhurnya,
Sir Francis Haddock (François de Hadoque dalam bahasa Perancis) yang bisa dibaca dalam episode
Harta Karun Rackham Merah. Rasa kemanusian si Kapten dan kata-katanya yang cenderung kasar merupakan pelengkap dari karakter Tintin yang terlalu sempurna untuk seorang manusia biasa,
di mana si Kapten lebih terasa "manusiawi" dibandingkan Tintin.
Kapten Haddock tinggal di suatu rumah yang sangat besar dan indah yang dikenal dengan nama "
Marlinspike Hall" ("Moulinsart" dalam bahasa Perancisnya).
Kapten Haddock mempergunakan berbagai bentuk rangkaian kata-kata umpatan untuk menyampaikan perasaannya yang sedang gundah ataupun marah, seperti "Kepiting Busuk!" (dalam bahasa Inggris: "
Billions of bilious blue blistering barnacles!"), "Sejuta Topan Badai!" (dalam bahasa Inggris: "
Ten thousand thundering typhoons"), "Buaya Darat!" ("
troglodytes"), "
bashi-bazouk", "
kleptomaniak", "Cacing Kremi!" ("
ectoplasm"), "
sea gherkin", "
anacoluthon", dan "Cacar Air!" ("
pockmark"). Tidak semua ungkapan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, dikarenakan perlu dicari padanan kata yang dapat mewakili ungkapan yang sama namun dengan tidak membuatnya menjadi kata makian yang kasar. Dalam artian ungkapan tersebut masih harus memiliki unsur artistik sehingga menjadikan tantangan tersendiri untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kapten Haddock adalah golongan peminum berat,
di mana seringkali dia amat menyukai minuman keras beralkohol dengan merek
Loch Lomond wiski, dan kondisinya ketika mabuk seringkali dijadikan sebagai bumbu pelengkap dari serial ini.
Hergé menyatakan bahwa nama depan dari Haddock diambil dari ungkapan dalam bahasa Inggris "
a sad English fish that drinks a lot" yang secara harfiah dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Orang Inggris yang seringkali terlalu banyak minum minuman yang memabukkan"
[1]. Haddock baru memiliki nama depan pada serial ini yang berhasil diselesaikan oleh
Hergé berjudul
Tintin dan Picaros(
1976), dinama dalam cerita tersebut nama depannya adalah
Archibald.
Profesor Lakmus atau aslinya dalam
bahasa Perancis bernama
Professeur Tryphon Tournesol (yang bisa diartikan secara bebas dalam
bahasa Indonesiasebagai
Profesor Bunga Matahari), adalah seorang
absent-minded dan ahli
fisika yang memiliki kekurangan pada pendengarannya, adalah karakter minor namun hampir selalu muncul bersama dengan
Tintin,
Milo dan
Kapten Haddock. Dia pertama kali diperkenalkan pada seri
Harta Karun Rackham Merah, dan karakternya sebagian didasarkan pada seseorang di dunia nyata dengan nama
Auguste Piccard,
[22] di mana keberadaannya kurang disukai oleh para karakter utama, namun karena keluruhan budi dan penguasaannya atas ilmu dan teknologi menciptakan hubungan yang langgeng dengan mereka. Dalam edisi
bahasa Indonesia terbitan penerbit
Indira, tokoh ini diberi nama
Profesor Cuthbert Calculus.
[16] Nama
Profesor Lionel Lakmus baru dilekatkan padanya pada penerbitan ulang serial ini oleh penerbit
Gramedia. Penamaan dirinya dalam
bahasa Indonesia ini selalu mengacu pada format aslinya yang ber
bahasa Perancis yaitu: jika namanya disingkat merupakan dua huruf yang sama. Sebagai contoh, dalam edisi
bahasa Perancis namanya bisa disingkat menjadi
Profesor TT (Professeur Tryphon Tournesol), dalam edisi
bahasa Indonesia,
Profesor CC (Cuthbert Calculus) (edisi terbitan
Indira) ataupun
Profesor LL (Lionel Lakmus). Dalam kisah ini, digambarkan bahwa ia tidak memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis, terkecuali pada
Bianca Castafiore, sampai-sampai ia menciptakan bunga mawar khusus untuk sang diva yang terlihat dalam kisah
Permata Castafiore. Beberapa penemuannya yang cukup spektakuler adalah:
- Membuat roket nuklir untuk pendaratan di bulan, 16 tahun sebelum pendaratan sebenarnya oleh Neil Amstrong.
- Menciptakan pesawat televisi berwarna
- Menciptakan kapal selam berbentuk ikan hiu yang akhirnya menjadi inspirasi dari kapal sejenis yang dibuat oleh Jacques Custeau, peneliti ikan hiu.
-
Dupont dan Dupond atau dalam
bahasa Perancisnya bernama
Dupont et Dupond, adalah dua orang detektif kembar yang seringkali berbicara tidak jelas satu sama lainnya dan suka memakai topi bundar yang dikenal dengan sebutan bowlers, serta yang sebenarnya tidak memiliki hubungan kekerabatan
[23], namun seringkali kelihatan seperti orang kembar di mana perbedaan antara keduanya hanya terletak pada kumisnya
[24]. Detektif yang bernama Dupon
t, memiliki kumis berbentuk menyebar/membuka atau dalam
bahasa Perancisnya adalah
troussée. Sedangkan lainnya yang memiliki kumis berbentuk lurus atau dalam
bahasa Perancisnya droite, adalah Dupon
d. Dalam edisi terbitan
Indira nama mereka ialah
Thomson dan
Thompson.
[16] Mereka menghasilkan suatu "comic relief" sepanjang serial ini dan memiliki kebiasaan "
spoonerism" dan secara keseluruhan menunjukkan ketidakmampuan mereka sebagai detektif. Karakter mereka didasarkan pada karakter dari ayah dan paman dari
Hergé, dua kembar identik. Mereka diperkenalkan untuk pertama kalinya dalam seri
Cerutu Sang Firaun, di mana dalam pertemuan awal dengan tokoh utamanya,
Tintin, mereka mendapatkan tugas untuk menangkapnya untuk suatu tuduhan yang tidak benar.
Dia adalah seorang penyanyi opera yang selalu dipandang rendah oleh
Kapten Haddock. Walaupun begitu, dia hampir selalu muncul ke mana pun para karakter utama pergi,
di mana dia selalu ditemani oleh pembantunya yang setia Irma, seorang pianis, Igor Wagner. Pada dasarnya arti daripada namanya adalah "bunga putih yang suci, murni", sebagaimana yang dipahami oleh Profesor Lakmus ketika dia memberikan mawar putih kepadanya sebagai tanda ungkapan cinta rahasianya pada sang penyanyi dalam episode
Permata Castafiore. Karakternya didasarkan pada diva dari pertunjukan opera secara umum (berdasarkan pada catatan
Hergé), Bibi
Hergé Ninie, dan juga post-war komik
Maria Callas[9].

Beberapa tokoh dalam kisah ini
.
Beberapa tokoh lainnya yang sering muncul adalah
Nestor si kepala pelayan di
Marlinspike Hall,
Jendral Alcazarsi Diktator dari Amerika Selatan,
Jolyon Wagg seorang agen asuransi,
Ben Kalish Ezab si Emir,
Abdullah putra si Emir,
Chang si bocah Cina,
Müller si dokter berkebangsaan Jerman yang maniak dan
Rastapopoulos si dalang kejahatan. Tidak ada pemain wanita yang muncul baik sebagai pemain utama maupun pemain pendamping, namun mereka muncul sebagai pemain pada latar belakang dari cerita.
Dalam serial ini, lokasi cerita juga menjadi bagian yang cukup penting dan digarap dengan baik oleh
Hergé. Dia berhasil menggabungkan dengan apik dunia nyata dan dunia khayal ke dalam serial ini,
di mana Belgia dijadikan sebagai negara
di manatokoh utama kita, Tintin, tinggal. Dia tinggal di 26 Labrador Road, yang kemudian lebih dikenal dengan nama
Puri Moulinsart. Kemampuan
Hergé dalam menggabungkan kedua dunia ini dapat diliat secara detail pada episode
Tongkat Ottokar,
di mana dia berhasil membuat dua negara khayal (
Syldavia dan
Borduria) dan mengundang pembaca untuk mengikuti tur atas kedua negara tersebut melalui bacaan dalam bentuk brosur perjalanan yang dimasukkan dalam kisah ini
[6]. Beberapa negara khayal lainnya adalah
San Theodoros, San Paolo dan Nuevo Rico di
Amerika Selatan, Kerajaan atau daerah administratif Gaipajama di
India dan Khemed di
Timur Tengah. Selain itu dia juga menampilkan beberapa negara nyata seperti
Belgia,
Jerman,
Swiss,
Skotlandia,
Inggris,
Uni Sovyet (
Rusia, sekarang),
Amerika Serikat,
Kongo,
Peru,
Mesir,
Gurun Sahara,
Indonesia,
Tibet,
Cina dan
Jepang. Adapun lokasi lainnya yang diciptakannya adalah
Bulan, dan dalam edisi awal dari episode
Negeri Emas Hitam dia menampilkan negara
Palestina, namun dalam edisi selanjutnya digantikan dengan negara khayalan dengan nama Khemed. Daftar selengkapnya dari tempat-tempat tersebut ada di
Daftar tempat dalam serial Tintin.
Selamat membaca.. Komik TINTIN yang seru..