Liburan musim dingin ini, Ryuuki dan Mindy memutuskan untuk berlibur ke kampung halaman ibu Mindy, Amerika. Pada pagi hari, mereka berdua memutuskan untuk berjalan jalan sekaligus membeli beberapa makanan ringan dan cokelat panas. sepulangnya dari supermarket, mereka berdua berjalan melewati sebuah perusahaan properti yang di miliki oleh Mr. Gilbert Jhonson. Tiba - tiba saja, "Aaaaaa....!!!" terdengar suara teriakan wanita dari dalam gedung itu. Ryuuki dan Mindy segera berlari masuk ke dalam gedung yang baru di buka. "Ada apa?" tanya Mindy yang segera menghampiri arah suara yang ternyata berasal dari dalam gudang perusahaan itu. Ryuuki yang berada di belakang Mindy begitu terkejut saat melihat Mr. Gilbert yang terbaring dengan tubuh berlumuran darah. Dengan sigap Mindy segera menelfon polisi sementara Ryuuki menghampiri tubuh Mr. Gilbert. "Dia sudah tewas!" seru Ryuuki, "Siapa yang telah melakukan hal ini?" tanya seorang wanita yang tadi berteriak. "Kami tidak tahu. tapi sebentar lagi, kami akan tahu." jawab Mindy.
Beberapa menit kemudian, polisi datang. Tim forensik segera memeriksa kondisi mayat Mr. Gilbert. sementara Inspektur muda Bradley berbincang dengan Ryuuki dan Mindy. "Jadi kalian mendengar suara teriakan dan segera bergegas kemari, baik baik aku mengerti." gumam Inspektur Bradley "Jadi kau sudah temukan tersangkanya?" tanya Ryuuki,
"Ya, ada Mss. Luna Mcwealy dia adalah orang yang pertama kali menemukan mayat pukul 9 pagi, lalu Mss. Kimio Saku dia adalah karyawati yang bekerja di perusahaan ini. menurut beberapa saksi mata, dia yang terakhir bersama korban di kantor pada pukul 7 malam. selanjutnya Mr. Kamio Jhonson, adik dari korban yang kemarin malam memiliki janji dengan korban menurut tersangka mereka bertemu pada pukul 8 malam." jawab Inspektur Bradley, "Bagaimana dengan waktu kematian dan akbiat kematian?" tanya Mindy, "Diketahui waktu kematian pada pukul 9.45 malam, kematian di akibatkan karena luka pukulan di bagian belakang kepala." jawab Inspektur Bradley lagi. "Oh ya, di dekat mayat korban di temukan sebuah kertas berisi beberapa gambar properti rumah." lanjutnya sambil menunjukan sebuah kertas yang di maksud. di kertas itu juga terdapat sebuah angka 1 di samping gambar meja persegi yang di lingkari, sebuah angka 3 yang di tidurkan dan sebuah angka 1 di samping meja berbentuk lingkaran. "Ini adalah pesan kematian." gumam Mindy, "Tapi apa artinya?" tanya Inspektur Bradley, "Kita akan tahu nanti." jawab Ryuuki dengan wajah angkuhnya.
Contoh pesan kematian
"Kenapa kau pasang wajah begitu? memang kau sudah tau artinya?" tanya Mindy, "Tidak. Agar terlihat keren saja. hehehe..." jawab Ryuuki sambil tertawa kecil. "Dasar!" seru Mindy kesal. "Tapi ini mudah bagiku." lanjutnya, "Jelaskan." gumam Ryuuki. "Lihat, angka 3 yang di tidurkan itu seperti huruf "M" dan angka 1 dan meja bundar itu seperti angka "10" kan. Tapi jika kau lihat lebih jelas lagi, jika angka 3 dan 10 di gabungkan, akan menjad.." jelas Mindy terputus "MIO" lanjut Ryuuki. "Tepat sekali. tapi aku tidak tau arti dari angka 1 dan meja itu." tambah Mindy. "Dan ada dua MIO disini." kata Ryuuki
Mereka berdua mulai memikirkan siapa pelaku dari pembunuhan yang begitu kejam ini. Hanya tinggal satu petunjuk lagi dan mereka bisa mengungkapkan kasus ini. "Ibu, ujian waktu itu aku dapat nilai 100 dalam ulangan matematika!" seru seorang anak dari luar gedung yang terdengar jelas di telinga Ryuuki. "Tentang bangun datar, itu mudah." tambah anak itu, sementara sang ibu hanya tersenyum senang. Seketika Ryuuki begitu terkejut, lalu ia mengambil kertas yang berisi pesan kematian korban. "Kau sudah menemukan jawabannya?" tanya Mindy penasaran. "Kau tidak akan percaya ini! Kau ingat pelajaran matematika tentang bangun datar? persegi yang memiliki empat sisi dan empat sudut." jawab Ryuuki dengan senyum yang mengembang di bibirnya. "Tentu saja, lalu?" tanya Mindy lagi, "kalau angka 1 di gabungkan dengan jumlah sisi atau sudut dari meja itu, akan menjadi 14." jawab Ryuuki. "Tapi apa maksudnya?" tanya Mindy bingung, "Jangan lihat begitu saja angka 14, kau harus menggabungkan dua angka yang berbeda dan melepaskan bagian yang lain." jelas Ryuuki, Mindy mulai berfikir. Tak lama kemudian, Mindy menunjukan ekspresi senangnya, menandakan bahwa ia sudah mengetahui jawabannya.
"Jadi pelakunya adalah kau! Mr. Kamio Jhonson. kau sengaja mengajak bertemu kakakmu dan mengajaknya kembali kegedung ini. lalu kau membunuhnya dengan sebuah tongkat kayu yang ada di gudang. Kau kira rencanamu ini sudah berhasil? Kau salah! kau sudah meninggalkan bukti yang begitu penting. potongan kecil dari balok kayu itu yang berlumuran dengan darah!" seru Mindy dengan memasang wajah detektifnya. "Tapi kenapa aku? untuk apa aku membunuh kakakku sendiri? Dan, kenapa kalian para polisi membiarkan anak anak ini bermain - main dalam sebuah kasus?" tanya Mr. Kamio kesal. "Mereka adalah Detektif SMP yang sudah sering kali membantu kami." jawab Inspektur muda Bradley. Tap.. tap.. tap.. seseorang berjalan dari belakang Ryuuki. Ryuuki yang mengetahui hal itu segera menoleh dan memegang tangan orang itu. "Mau kemana Mss?" tanya Ryuuki dengan wajah anak - anaknya. "Aaa.. aku mau mengambil dokumen di dalam gudang." jawab Mss. Kimio "Jangan berbohong, kau mau mengambil dokumen atau... Mau memeriksa potongan balok itu, pelaku pembunuhan!" seru Ryuuki dengan wajah penuh kemenangan. "Maksud dari pesan kematian itu adalah 14, M, dan IO. jika angka 1 dan empat di gabungkan, dan melepaskan garis yang membentuk angka 4, makan akan menjadi 'KI' dan kalau semuanya di gabungkan, akan menjadi.." tambah Ryuuki, "KIMIO! Potongan kayu kecil itu hanya kebohongan, untuk memancing si pelaku. Dan bodohnya kau, Mss. Kimio, kau terpancing oleh kebohongan seorang anak 14 tahun." kata Mindy yang melanjutkan kata - kata Ryuuki.
Polisi segera menangkap Mss. Kimio Saku yang ternyata adalah pelaku pembunuhan Mr.Gilbert Jhonson. Menurut pengakuan korban, semua ini di dasari pleh rasa benci dan dendam yang selama ini ia pendam. Mr. Gilbert pernah berselingkuh dengan ibu kandung pelaku dan mencampakan ibunya hingga ibu pelaku bunuh diri.
"Kasus yang bagus untuk pemanasan di pagi hari." gumam Mindy yang berjalan pulang bersama Ryuuki. "Ya, dan tetap saja. kebenaran yang akan menang." balas Ryuuki sambil menyeruput cokelat panasnya.